Introduction

About Me

Jumat, 25 Juni 2010

habitat capung

Capung atau sibar-sibar dan capung jarum adalah kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Kedua macam serangga ini jarang berada jauh-jauh dari air, tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Namanya dalam bahasa daerah adalah papatong (Sd.), kinjeng (Jw.), coblang (Jw.), kasasiur (bjn).

Capung (subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum (subordo Zygoptera). Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya.

Habitat dan Kebiasaan

Capung dan capung jarum menyebar luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau, hingga ke pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenisnya, umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit. Capung jarum biasanya terbang dengan lemah, dan jarang menjelajah sampai jauh.

Nimfa capung

Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun. Capung meletakkan telurnya pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang senang dengan air menggenang, namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa.

Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, di bawah permukaan air, dengan menggunakan insang internal untuk bernafas. Tempayak dan nimfa capung hidup sebagai hewan karnivora yang ganas. Nimfa capung yang berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan. Setelah dewasa, capung hanya mampu hidup maksimal selama empat bulan.

Capung atau sibar-sibar dan capung jarum adalah kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Kedua macam serangga ini jarang berada jauh-jauh dari air, tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Namanya dalam bahasa daerah adalah papatong (Sd.), kinjeng (Jw.), coblang (Jw.), kasasiur (bjn).
Capung (subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum (subordo Zygoptera). Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya.

KLASIFIKASI CAPUNG
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Upaordo : Epiprocta
Infraordo : Anisoptera

SUKU-SUKU PADA CAPUNG diantaranya adalah:
· Austropetaliidae
· Cordulegastridae
· Corduliidae
· Gomphidae
· Libellulidae
· Macromiidae
· Neopetaliidae
· Petaluridae
Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun. Capung meletakkan telurnya pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang senang dengan air menggenang, namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa.
Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, di bawah permukaan air, dengan menggunakan insang internal untuk bernafas. Tempayak dan nimfa capung hidup sebagai hewan karnivora yang ganas. Nimfa capung yang berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan. Setelah dewasa, capung hanya mampu hidup maksimal selama empat bulan.
KENAPA SAYA MENGAMBIL PAPER TENTANG CAPUNG?
Dalam pembuatan paper ini saya tertarik membuat paper tentang capung karena capung adalah salah satu hewan bioindikator air bersih atau petunjuk hayati, yang dapat memberi informasi kondisi lingkungan perairan di sekitar kita.
KENAPA DEMIKIAN?
Karena nimfa capung tidak akan dapat hidup di air yang sudah tercemar atau di sungai yang tidak ada tumbuhannya. Jadi secara tidak langsung, kehadiran capung dapat menandakan bahwa perairan sekitar masih bersih. Nimfa capung juga memakan jentik-jentik nyamuk yang dapat menularkan penyakit berbahaya seperti malaria dan demam berdarah.
Capung merupakan salah satu indicator suatu wilayah masih bersih dan asri. Pernahkan saudara menemukan banyak capung pada daerah kota padat dan daerah berpolutan? Tentu tidak, kita akan banyak mendapati banyak capung pada daerah yang masih bersih dan tidak banyak mengandung polusi, nah ini adalah indicator yang sangat bagus untuk di teliti.
Kita akan banyak sekali menjumpai banyak jenis capung pada daerah yang memiliki banyak pohon dan kawasan air bersih. Keanekaragaman jenis capung sangat dipengaruhi lingkungan.
Saat ini banyak sekali anak-anak yang tak lagi mengerti atau pernah memegang dengan tangan sendiri jenid-jenis capung karena memang sudah sangat sulit ditemukan apalagi daerah perkotaan.

0 komentar:

Followers

About This Blog

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP